Selasa, 11 Juli 2017

RISET SDM PENGARUH PENEMPATAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN



PENGARUH PENEMPATAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) AREA MALANG
 




OLEH :
MIFTHAHUL JANAH IWAYANTI
134101039


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ASIA MALANG
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2017 


 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sumber daya manusia adalah aset yang terpenting dalam meningkatkan kinerja organisasi, baik organisasi swasta, sosial, maupun pemerintah. Segala proses yang diperlukan dalam pencapaian tujuan organisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, baik dari pengambilan keputusan, hingga pada proses evaluasi yang semuanya tidak dapat dipisahkan dari unsur sumber daya manusia. Demikian halnya atas suatu organisasi atau perusahaan yang menekankan bahwa sumber daya manusia yang dalam hal ini karyawan berperan penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itulah setiap karyawan perlu memiliki pengetahuan, keterampilan dan tanggungjawab dalam penyelesaian pekerjaan, sehingga akan menunjang peningkatan kinerja karyawan yang diharapkan.
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, Pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat (Rachmawati, 2008:3).
Salah satu hal yang menjadi faktor penentu dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan adalah peningkatan kinerja karyawan. Sebab dengan adanya peningkatan kinerja karyawan, maka akan mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam pencapaian tujuan, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Kinerja karyawan pada dasarnya adalah suatu gambaran mengenai kemampuan karyawan dalam menangani setiap pekerjaan, tinggi rendahnya kinerja karyawan dapat dinilai oleh kemampuan karyawan dalam menghasilkan suatu pekerjaan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Siagian, 2014:137).
Faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan dan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah penempatan karyawan dan pelatihan. Penempatan mempengaruhi kinerja karyawan sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Siagian (2014:138) bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu motivasinya, kemampuan dan ketepatan penugasan (penempatan kerja yang tepat).
Menurut Hasibuan (2014 : 69) menyatakan bahwa Pelatihan adalah suatu usaha meningkatkan kinerja karyawan melalui kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Sedangkan menurut Edwin B. Flippo dalam Sedarmayanti (2010:164) Pelatihan adalah proses membantu pegawai memperoleh efektifitas dalam pekerjaan sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan, pikiran dan tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap.
Menurut Mangkuprawira (2014:171) penempatan adalah penugasan kembali dari seorang karyawan pada sebuah pekerjaan baru. Penempatan harus didasarkan pada job description dan job specification yang telah ditentukan serta berpedoman kepada prinsip "The right man on the right place and the right man behind the job”. Hal ini akan membawa suatu organisasi kepada hasil kerja yang optimal karena terdapat adanya korelasi positif antara penempatan karyawan dengan peningkatan kinerja karyawan.
Prinsip penempatan yang tetap harus dilaksanakan secara konsekuen supaya karyawan dapat bekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing. Dengan penempatan yang tepat, gairah kerja, mental kerja dan prestasi kerja akan mencapai hasil yang optimal, bahkan kreatifitas serta prakarsa karyawan dapat berkembang. Penempatan yang tepat merupakan motivasi yang menimbulkan antusias dan moral kerja yang tinggi bagi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Jadi penempatan karyawan yang tepat merupakan salah satu kunci untuk memperoleh prestasi kerja optimal dari setiap karyawan selain modal kerja, kreativitas dan prakarsanya juga akan berkembang.
Berkaitan dengan hal tersebut maka obyek penelitian ini adalah pada Kantor PT. PLN (Persero) Area Malang. Sebagai perusahaan yang memiliki ruang lingkup yang cukup luas karena menyangkut kantor pelayanan dan jaringan Area Malang maka dituntut kinerja yang tinggi dari masing-masing karyawan untuk memiliki karyawan yang penuh semangat tinggi dalam bekerja serta melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien.
PT.PLN (Persero) Area Malang sebagai BUMN mempunyai misi yaitu pelayanan kepada masyarakat dibidang penyediaan ketenagan listrikan yang memadai untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Hal ini sangat erat kaitannya dengan sumber daya manusia, yaitu seluruh karyawan yang terlibat. PT. PLN (Persero) Area Malang dalam meningkatkan pelayanannya dibutuhkan karyawan yang profesional, memiliki motivasi dan kondisi fisik dan mental yang baik agar dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau dicapai perusahaan. Oleh karena itu, dalam sebuah instansi atau lembaga harus memilki program tentang pemeliharaan karyawan dan kesejahteraan bagi karyawan yang menjadi salah satu progam jaminan sosial yang dilakukan oleh instansi atau lembaga.
Pada PT. PLN (Persero) Area Malang pelatihan diberikan kepada setiap karyawan-karyawannya agar mampu mengoptimalkan kinerjanya. Namun masih ada karyawan yang belum menguasai materi yang disampaikan pada waktu dilaksanakannya pelatihan sehingga karyawan belum mampu mengaplikasikan secara langsung dalam penempatan kerjanya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melaksanakan suatu penelitian tentang: “Pengaruh Penempatan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karwayan Pada PT. PLN (Persero) Area Malang.”
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apakah penempatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang ?
2.      Apakah pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang ?
3.      Apakah penempatan kerja dan pelatihan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang ?
C.    Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini agar pembahasannya tidak melebar dari masalah yang akan diteliti dan dalam pemecahan masalah dapat lebih terarah hanya pada variabel penempatan dan pelatihan diduga dapat mempengaruhi kinerja karyawan bagian Akuntansi dan Keuangan, Sumber Daya Manusia, Perencanaan, Kontruksi, Transaksi Energi Listrik, dan Jaringan.
D.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.        Tujuan Penelitian
a.       Untuk menganalisis pengaruh penempatan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang
b.      Untuk menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang
c.       Untuk menganalisis pengaruh penempatan dan pelatihan secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang
d.      Untuk menganalisis pengaruh variabel yang dominan terhadap kinerja pegawai pada karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang
2.       Manfaat Penelitian
a.         Bagi Peneliti
Sebagai sarana sekaligus pengukur kemampuan penulis dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh dalam perkuliahan, sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam menyusun karya ilmiah, khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
b.        Bagi Perusahaan
Sebagai dasar pemikiran bagi pimpinan dan dapat menjadi masukan bagi pihak perusahaan agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan serta kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya yang berkaitan dengan Pengaruh Penempatan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
c.         Bagi STIE ASIA Malang
Sebagai tambahan referensi bagi jurusan manajemen khususnya manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di STIE Asia Malang, dan sebagai bahan empiris atau rujukan bagi peneliti dalam bidang sumber daya manusia selanjutnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Landasan Penelitian Terdahulu
Adapun landasan penelitian terdahulu dan landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar pedoman dan rujukan adalah sebagai berikut:
Penelitian pertama oleh Edwin Muhammad Miraz (2014) “Pengaruh Penempatan Kerja  Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Masinis Pada PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2”. Penelitian ini bertujuan Untuk membuktikan pengaruh penempatan dan pelatihan terhadap kinerja masinis PT. Kereta Api(persero) Daerah Operasi 2. Responden penelitian adalah 58 orang karyawan yang diambil dengan metode Random Sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian memunjukkan bahwa penempatan dan pelatihan memberikan kontribusi terhadap kinerja masinis. Namun pelatihan memberikan pengaruh lebih besar dibandingkan dengan kinerja. Selanjutnya hasil regresi berganda menyimpulkan bahwa penempatan dan pelatihan terhadap kinerja berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan.
Penelitian kedua oleh Leonardo William Goni, Adolfina, Jacky Sumarauw (2015) “Pengaruh Pelatihan, Penempatan Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Sulutgo Kantor Pusat Manado”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan, penempatan kerja, dan kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. Bank Sulutgo Kantor Pusat Manado. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Sulutgo Kantor Pusat Manado. Sampel penelitian sebanyak 130 orang karyawan, dan teknik analisis data regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa Variabel pelatihan, penempatan kerja, dan kompensasi baik secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Penelitian ketiga oleh Muhammad Fadil (2016) “Pengaruh Pelatihan dan Penempatan Terhadap kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Provinsi Sumatra Utara Kantor Cabang Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan penempatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN Provinsi Sumatera Utara Kantor Cabang Medan. Sample penelitian sebanyak 46 orang karyawan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan regresi linear ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel penempatan dan pelatihan secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT. PLN Kantor Cabang Medan. Sedangkan berdasarkan uji- t, hanya variabel pelatihan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel pelatihan. Nilai R Square adalah sebesar 0,359 berarti 35,9% variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel penempatan dan pelatihan, sedangkan sisanya sebesar 64,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.


Tabel 2.1
Perbandingan Dengan Peneliti Terdahulu
Jenis Perbedaan/ Persamaan
Peneliti Pertama
Peneliti Kedua
Peneliti Ketiga
Peneliti Sekarang
Nama Peneliti dan Tahun
Edwin Muhammad Miraz (2014)
Leonardo William Goni, Adolfina, Jacky Sumarauw (2015)
 Muhammad Fadil (2016)
Mifthahul Janah Iwayanti (2017)
Judul
“Pengaruh Penempatan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Masinis PT.Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2”
Pengaruh Pelatihan, Penempatan Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Sulutgo Kantor Pusat Manado
“Pengaruh Pelatihan dan Penempatan Terhadap kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Provinsi Sumatra Utara Kantor Cabang Medan
“Pengaruh Penempatan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Area Malang
Variabel Yang Diteliti
Variabel Independent terdiri dari Penempatan (X1) dan Pelatihan (X2) sedangkan Variabel Dependent adalah Kinerja Masinis (Y)
Variabel Independent terdiri dari Pelatihan (X1), Penempatan (X2), dan Kompensasi (X3), sedangkan Variabel Dependent adalah Kinerja Karyawan (Y)
Variabel Independent terdiri dari Pelatihan (X1) dan Penempatan (X2), sedangkan Variabel Dependent adalah Kinerja Karyawan (Y)
Variabel Independent terdiri dari Penempatan (X1) dan Pelatihan (X2) sedangkan Variabel Dependent adalah Kinerja Karyawan (Y)
Tujuan
Untuk membuktikan pengaruh penempatan dan pelatihan terhadap kinerja masinis PT. Kereta Api(persero) Daerah Operasi 2
Untuk mengetahui pengaruh pelatihan, penempatan kerja, dan kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. Bank Sulutgo Kantor Pusat Manado
Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan penempatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN Provinsi Sumatera Utara Kantor Cabang Medan

Teknik Sampel dan Pengumpulan Data
Random Sampling
Sampling Jenuh
Sampling Jenuh

Alat Analisis Data
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil Penelitian

Hasil penelitian memunjukkan bahwa penempatan dan pelatihan memberikan kontribusi terhadap kinerja masinis. Namun pelatihan memberikan pengaruh lebih besar dibandingkan dengan kinerja. Selanjutnya hasil regresi berganda menyimpulkan bahwa penempatan dan pelatihan terhadap kinerja berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan.
Dapat diketahui Variabel pelatihan, penempatan kerja, dan kompensasi baik secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel penempatan dan pelatihan secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT. PLN Kantor Cabang Medan. Sedangkan berdasarkan uji- t, hanya variabel pelatihan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel pelatihan. Nilai R Square adalah sebesar 0,359 berarti 35,9% variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel penempatan dan pelatihan, sedangkan sisanya sebesar 64,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

(Sumber di olah tahun 2017)
Berdasarkan kajian diatas terdapat persamaan dengan penelitian saat ini. Variabel bebas penempatan (X1) yang sama dengan peneliti terdahulu milik  Edwin Muhammad Miraz (2014). Selain itu variabel bebas  Pelatihan  (X2)  yang sama dengan peneliti terdahulu milik Edwin Muhammad Miraz (2014). Untuk variabel terikat (Y) yang sama dengan peneliti terdahulu milik Leonardo William Goni, Adolfina, Jacky Sumarauw (2015) dan Muhammad Fadil (2016). Dan juga pada alat analisis yang digunakan yaitu dengan analisis regresi linier berganda.
Penelitan ini berbeda dengan penelitan sebelumnya yaitu pada variable terikat milik Edwin Muhammad Miraz (2014) variabel bebas milik Leonardo William Goni, Adolfina, Jacky Sumarauw (2015) dan Muhammad Fadil (2016) lokasi penelitian dan subjek penelitian. Itulah persamaan dan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini.


B.     Landasan Teori
1.      Grand Teory
a.      Pengertian Manajemen
Menurut Athoillah (2010) mengatakan bahwa Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni, ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa tahapan untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan suatu cara atau alat untuk seorang manajer dalam mencapai tujuan. Dimana penerapan dan penggunaannya tergantung pada masing-masing manajer yang sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi dan pembawaan manajer. Dikatakan ilmu karena manajemen dapat dipelajari dan dikaji kebenarannya.
b.      Fungsi-fungsi Manajemen
1)      Fungsi perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang paling pertama. Sebuah manajemen harus mampu membuat sebuah perencanaan organisasi yang di-manage-nya. Dalam fungsi perencanaan setidaknya manajemen harus mampu menetapkan tujuan perusajaan, menentukan lamgkah-langkah yang akan diambil, merumuskan resiko dan hambatan yang akan dihadapi.
2)      Fungsi penganggaran (Budgeting)
Fungsi penganggaran hampir sama dengan fungsi perencanaan akan tetapi fungsi penganggaran lebih spesifik. Setelah manajemen menetapkan sebuah planning maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah perencanaan keuangan yang akan digunakan dalam menjalankan roda organisasinya. Manajemen perlu membuat rencana pengeluaran, rencana arus kas, serta gambaran mengenai potensi dan sumber pemasukan.
3)      Fungsi pernyusunan (Staffing)
Manajemen harus melakukan penyusunan posisi dan tugas-tugas setiap departemennya. Perlu diperhatikan bahwa penyusunan yang dibentuk harus mendukung apa yang telah menjadi planning dari awal agar fungsi ini singkron dengan visi organisasi dan tidak ada saling tumpang-tindih tugas. Selain itu pada fungsi ini juga ditekankan mengenai penunjuk, pemilihan, pengangkatan, dan pembinaan sumber daya manusia.
4)      Fungsi pengarahan (Directing)
Pada fungsi ini manajemen dituntut mampu memberikan pengarahan terkait visi dan misi organisasi, prinsip-prinsip yang dipegang, langkah-langkah, dan tentu tugas setiap departemen agar jalannya organisasi lebih terarah dan selaras dengan tujuan yang ditetapkan.
5)      Fungsi pengawasan (Controlling)
Pada fungsi pengawasan, seluruh jalannya organisasi yang telah dilakukan harus diawasi agar tetap dalam arah yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam tahap ini juga dilakukan pengawasan mengenai hal-hal yang tidak diinginkan atau resiko yang mungkin saja terjadi. Pengawasan juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh organisasi dan membandingkan dengan apa yang telah direncanakan.
6)      Fungsi kordinasi (Coordination)
Koordinasi merupakan bagian dari Leading, sama halnya dengan pengarahan. Bila dalam tahap pengarahan hanya ada interaksi dari manajemen ke bawahan, maka dalam fungs kordinasi ada sebuah interaksi dan saling tukar informasi. Interaksi ni dibutuhkan agar ketika berjalannya roda organisasi, dapat dilakukan pembaharuan untuk kepentingan perbaikan organisasi.
7)      Fungsi pelaporan (Reporting)
Fungsi terakhir adalah pelaporan kepada stakeholder atau pihak-pihak yang berkepentingan. Seluruh jalannya organisasi mulai dari perencanaan, penganggaran, pengawasan hingga kordinasi harus dilaporkan. Stakeholder yang dimaksud disini biasanya dalam perusahaan yaitu pemegang saham, sedangkan dalam pemerintahan yaitu masyarakat sendiri.



2.      Middle Teory
a.      Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan program aktivitas untuk mendapatkan sumberdaya manusia, mengembangkan, memelihara, dan mendayagunakannya, untuk mendukung organisasi mencapai tujuannya. Setelah sumberdaya manusia diperoleh, perlu dilakukan pengembangan termasuk pengembangan sikap dan skill serta kemampuan yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan, membantu karyawan mencapai tujuan kariernya dengan pengelolaan karier, dan melakukan penilaian dalam rangka mencari kekurangan untuk segera diperbaiki. (Rachmawati, 2008:3) berpendapat bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, Pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat.
Rivai dan Sangala (2014 : 1) mengemukakan bahwa ”Manajemen sumberdaya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian”. Karena sumberdaya manusia dianggap semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman dan hal penelitian dalam bidang sumberdaya manusia dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut manajemen sumberdaya manusia. Istilah “manajemen” mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumberdaya manusia.
Ardana (2012 : 5) manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai berikut : “ Manajemen sumber daya manusia merupakan rangkaian strategi, proses dan aktivitas yang didesain untuk menunjang tujuan perusahaan dengan cara mengintegrasikan kebutuhan organisasi dan individu. Pada definisi ini lebih menekankan pada kepentingan strategi, proses dan manajemen sumber daya manusia demi berlangsungnya aktivitas secara terus menerus “.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia dalam organisasi dapat didayagunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Secara ringkas manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan bagaimana sebuah organisasi merancang system formal yang menjamin pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien guna mendukung pencapaian tujuan dan rencana strategis organisasi.
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia mempunyai tugas untuk mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya.
3.      Apply Teory
a.      Penempatan Kerja
Langkah awal dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia yang terampil dan andal perlu adanya suatu perencanaan dalam menentukan karyawan yang akan mengisi pekerjaan yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan. Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja terletak pada ketepatan dalam penempatan karyawan, baik penempatan karyawan baru maupun karyawan lama pada posisi jabatan baru. Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam mendapatkan karyawan yang kompeten yang dibutuhkan perusahaan, karena penempatan yang tepat dalam jabatan yang tepat akan dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Karyawan yang disebut berpengalaman tersebut mungkin hanya mengetahui dengan baik tentang rencana perusahaan, struktur, manfaat karyawan dan beberapa kepentingan umum lainnya. Akan tetapi, karyawan yang dialihkan bisa jadi memiliki banyak persoalan antar personal dan hubungan pekerjaan. Pengalihan pekerjaan yang berbeda dalam departemen yang sama membutuhkan persyaratan orientasi yang relative kecil.
Penempatan merupakan penugasan atau penugasan kembali dari seorang karyawan pada sebuah pekerjaan baru. Kebanyakan keputusan penempatan dibuat oleh manajer lini. Biasanya penyelia karyawan dalam konsultasi dengan tingkat manajer lini yang lebih tinggi memutuskan penempatan masa depan untuk setiap karyawan. Peranan departemen SDM adalah memberi pendapat pada manajer lini tentang kebijakan perusahaan dan menyediakan bimbingan kepada parakaryawan. Dalam kondisi kendala-kendala tertentu, tiga hal pokok keputusan penempatan adalah promosi, pengalihan dan penurunan pangkat. Tiap keputusan seharusnya dilekatkan dengan orientasi dan tindak lanjut apakah penempatan disebabkan oleh penurunan jumlah, penggabungan (merger), akuisisi atau perubahan internal dari kebutuhan penempatan staf.
Menurut Sulistiyani & Rosidah (2011:151) mengemukakan bahwa pengertian penempatan adalah sebagai berikut : “Penempatan suatu kebijakan yang diambil oleh pimpinan suatu instansi, atau bagian personalia untuk menentukan seorang karyawan masih tetap atau tidak ditempatkan pada suatu posisi atau jabatan tertentu berdasarkan pertimbangan keahlian, keterampilan atau kualifikasi tertentu”. Sedangkan Sutrisno (2014 : 211) mengemukakan bahwa pengertian penempatan adalah sebagai berikut : “ Penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali seorang karyawan kepada pekerjaan barunya”. Dari definisi tersebut menegaskan bahwa penempatan karyawan tidak sekedar menempatkan saja, melainkan harus mencocokan dan membandingkan kualifikasi yang dimiliki karyawan dengan kebutuhan dan persyaratan dari suatu jabatan atau pekerjaan, sehingga the right man on the righ job tercapai.
1)      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penempatan Kerja
Menurut Mangkuprawira, (2014 : 171) Faktor-faktor yang mempengaruhi penempatan karyawan baru meliputi faktor pertumbuhan perusahaan, reorganisasi, kecenderungan kondisi ekonomi, dan pekerjaan baru akibat pertumbuhan perusahaan.Faktor tersebut dapat dilihat melalui gambar berikut ini :













Gambar 2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penempatan Kerja
a)      Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan bisnis atau perkembangan kondisi pemerintahan umumnya menyebabkan terjadinya pengisian posisi pekerjaan baru, baik melalui promosi karyawan yang sudah ada atau yang baru sama sekali. Hal ini karena adanya pengaruh ekspansi bisnis yang sudah mampu menciptakan posisi pekerjaan baru. Tentu saja proses tersebut sangat didukung oleh keadaan stabilitas sosio-ekonomi-politik dalam dan luar negeri.
b)     Reorganisai
Sebuah restrukturisasi pokok dari sebuah perusahaan akan menghasilkan jenis yang beragam dalam hal kegiatan-kegiatan personal, misalnya jika terjadi merger dan reorganisasi perusahaan. Pembelian atau penjualan perusahaan atau merger dengan perusahaan lain akan mempengaruhi aktivitas departemen SDM, seperti rancangan pekerjaan, kompensasi, manfaat, hubungan kerja dan program pension dini. Ujung-ujungnya adalah mempengaruhi keputusan penempatan karyawan.
c)      Kecenderungan Ekonomi Umum
Satu konsekuensi dari pengaruh menurunnya pertumbuhan ekonomi adalah secara signifikan akan menurunkan ketersediaan pekerjaan, baik bagi mereka/ karyawan yang permanen dan temporer, serta sekaligus bagi pencari kerja. Resesi ekonomi akan mengakibatkan terjadinya pengangguran besar-besaran. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi keseluruhan semakin membaik maka departemen SDM akan pro aktif dalam melakukan kegiatan, seperti promosi, rekrutmen dan seleksi karyawan baru.
d)     Atrisi
Pengurangan karyawan yang disebabkan terjadinya terminasi, pengunduran diri, pensiun, pengalihan keluar dari unit bisnis dan meninggal, disebut atrisi. Secara khusus, program pensiun dini telah meningkat selama terjadinya penurunan aktivitas usaha dan kelambanan aktivitas ekonomi. Dalam situasi tersebut para karyawan berada pada posisi tertekan dan terjadilah pemangkasan kelebihan karyawan (rasionalisasi).
e)      Promosi
Sebuah promosi terjadi ketika seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke posisi yang lebih tinggi dalam hal pembayaran gaji, tanggung jawab dan atau tingkat status keorgani sasiannya. Sering pula disebut sebagai proses penugasan kembali seorang karyawan ke posisi yang lebih tinggi. Umumnya, hal itu diberikan sebagai pengakuan dari kinerja masa lalu dan hal yang menjanjikan di masa depan. Promosi memiliki manfaat, baik bagi perusahaan maupun karyawan. Pertama, promosi dapat memungkinkan perusahaan memanfaatkan kemampuan karyawan untuk memperluas usahanya. Kedua, promosi dapat mendorong tercapainya kinerja karyawan yang baik. Karyawan umumnya berupaya melakukan pekerjaan sebaik mungkin jika mereka percaya bahwa kinerja tinggi mengarah pada adanya promosi. Ketiga, terdapat korelasi signifikan antara kesempatan untuk kenaikan pangkat dan tingkat kepuasaan kerja. Akan tetapi, perusahaan yang sedang mengalami penurunan kegiatan usaha dan struktur organisasi yang relatif ramping, hanya sedikit saja karyawan yang dapat dipromosikan. Dengan kata lain, peluang promosi bagi karyawan sangat terbatas. Ada dua pendekatan utama yang digunakan dalam merekrut karyawan untuk karyawan, yaitu sistem promosi tertutup dan terbuka. Pendekatan yang lebih umum adalah pendekatan tertutup yang menempatkan unsur tanggung jawab untuk mengidentifikasi karyawan yang dapat dipromosikan. Untuk itu, penyelia seharusnya memiliki catatan tentang kandidat. Selain itu, untuk mereview masa lalu dan menilai potensi bawahan, penyelia mencari informasi tentang kandidat di departemen lain yang memiliki kualifikasi tertentu.
f)       Pengalihan
Keluwesan sering merupakan kunci keberhasilan sebuah perusahaan. Pengambil keputusan harus sanggup untuk merealokasikan orang untuk memenuhi tantangan internal dan eksternal. Cara yang umum dilakukan adalah pengalihan karyawan. Pengalihan sangat bermanfaat bagi pemegang jabatan, karena pengalamannya dapat dialihkan kepada seseorang dengan keterampilan baru dan perspektif berbeda yang membuat orang itu menjadi pekerja dan kandidat yang lebih baik untuk dipromosikan di masa depan. Pengalihan bisa memperbaiki motivasi dan kepuasaan individual, khususnya untuk seseorang yang mendapatkan tantangan yang kecil dalam pekerjaan lainnya. Bahkan jika tantangan-tantangan tetap minimal, pengalihan sekurang-kurangnya menawarkan beberapa keragaman yang dapat memperkuat perasaan puas terhadap pekerjaannya.
g)      Program Penempatan Karyawan
Perusahaan menginformasikan kepada para karyawan tentang adanya kualifikasi dan pembukaan kesempatan kerja yang belum terisi. Pengumuman penempatan kerja mengundang karyawan yang berkualifikasi untuk melamar. Informasi tersebut bisa juga diumumkan melalui papan pengumuman, bulletin, surat kabar atau e-mail. Peluang kerja ini merupakan hasil analisis pekerjaan dan beban yang ada dalam perusahaan. Kemudian melalui nominasi diri atau rekomendasi dari penyelia, karyawan yang berminat dalam program ini segera melapor dedepartemen SDM dan melamarnya.
2)      Indikator Penempatan
Indikator Penempatan menurut Bedjo Siswanto (2005:162) yaitu :
a)      Prestasi Akademis
·         Prestasi yang pernah dicapai
·         Jabatan Bagus
b)      Pengalaman
·         Bekerja secara professional
·         Menyelesaikan pekerjaan dengan baik
c)      Kesehatan Fisik dan Mental
·         Pegawai Jarang absen
·         Tingkat Kehadiran tinggi
d)     Status Perkawinan
·         Sudah memiliki suami/istri dan anak
·         Memiliki keluarga sendiri
e)      Usia
·         Tingkat senioritas masih diutamakan
·         Semakin matang dalam pemikiran dan tindakan.
b.      Pelatihan Kerja
Masalah pelatihan dalam suatu perusahaan berpengaruh dalam peningkatan produktivitas karyawan, sebab dengan adanya pelatihan maka akan dapat memberikan keterampilan manajerial kepada karyawan yang terlibat langsung dalam menangani pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan. Pelatihan dapat dibagi menjadi dua bagian yakni pada saat pekerjaan yang ditangani dan berkaitan dengan keahlian, pengetahuan dan skill. Selain itu kemampuan yang memiliki keahlian dengan skill yang berbeda.
Sofyandi (2008 : 113) mengemukakan bahwa “Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien“. Program pelatihan adalah serangkaian program yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam hubungannya dengan pekerjaan. Sedangkan menurut Sunyoto (2012 : 137), mengemukakan bahwa ”Pelatihan tenaga kerja adalah setiap usaha untuk memperbaiki performa pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan ”.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan atau stimulus kepada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi.
1)      Manfaat Pelatihan
Manfaat yang diharapkan dari penyelenggaraan pelatihan bagi suatu perusahaan menurut Sastrohadiwiryo (2005 : 212) meliputi :
a)      Peningkatan keahlian kerja
b)      Pengurangan keterlambatan kerja, kemangkiran, serta perpindahan tenaga kerja
c)      Pengurangan timbulnya kecelakaan tenaga dalam bekerja, kerusakan dan peningkatan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja
d)     Peningkatan produktivitas kerja
e)      Peningkatan kecakapan kerja
f)       Peningkatan rasa tanggung jawab.
2)      Indikator Pelatihan
Indikator-indikator pelatihan menurut Mangkunegara (2006:46), diantaranya:
a)      Instruktur
Mengingat pelatih umumnya berorientasi pada peningkatan skill, maka para pelatih yang dipilih untuk memberikan materi pelatihan harusbenar-benar memiliki kualifikasi yang memadai sesuai bidangnya, personal dan kompeten,selain itu pendidikan instruktur pun harus benar-benar baik untuk melakukan pelatihan.
b)      Peserta
Peserta pelatihan tentunya harus diseleksi berdasarkan persyaratan tertentu dan kualifikasi yang sesuai.
c)      Materi
Pelatihan sumber daya manusia merupakan materi atau kurikulum yang sesuai dengan tujuan pelatihan sumber daya manusia yang hendak dicapai oleh perusahaan dan materi pelatihan pun harus update agar si peserta dapat dapat memahami masalah yang terjadi pada kondisi yang sekarang.
d)     Metode
Metode pelatihan akan lebih menjamin berlangsungnya kegiatan pelatihan sumber daya manusia yang efektif apabila sesuai dengan jenis materi dan komponen peserta pelatihan. 5. Tujuan Pelatihan merupakan tujuan yang ditentukan, khususnya terkait dengan penyusunan rencana aksi (action play) dan penetapan sasaran.
e)      Sasaran
Sasaran pelatihan harus ditentukan dengan kriteria yang terinci dan terukur.
c.       Kinerja Karyawan
Kinerja berasal dari kata ìto performî yang artinya melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Sementara itu dalam praktek manajemen sumber daya manusia banyak terminologi yang muncul dengan kata kinerja yaitu evaluasi kinerja (performance evaluation), dikenal juga dengan istilah penilaian kinerja (performance appraisal, performance rating, performance assessment, employe evaluation, rating, efficiency rating, service rating) pada dasarnya merupakan proses yang digunakan organisasi untuk mengevaluasi job performance. Kinerja karyawan dalam organisasi mengarah kepada kemampuan karyawan dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja organisasi adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di organisasi tersebut. Kinerja individu, kinerja kelompok dan kinerja organisasi, dipengaruhi oleh banyak faktor intern dan ekstern organisasi.
Menurut Moheriono yang dikutip oleh Hakim (2014 : 3), mengatakan bahwa kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Sedangkan menurut Fahmi (2013 : 226), mengatakan bahwa kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan nonprofit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah kemampuan mancapai persyaratan-persyaratan pekerjaan, dimana suatu target dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak malampaui batas waktu yang ditentukan sehingga tujuannya akan sesuai dengan kode etik organisasi. Dengan demikian kinerja karyawan dapat berkontribusi bagi organisasi tersebut.
1)      Tolok Ukur Kinerja Karyawan
Menurut Hasibuan (2006:95-96) tolak ukur kinerja karyawan ada 5 (lima) tolak ukur yaitu:
a)      Kesetiaan
Kesetiaan yaitu pengukur kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya, jabatannya, dan organisasi.Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membelaorganisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari rong-rongan orang yang tidak bertanggung jawab.
b)      Prestasi kerja
Prestasi kerja yaitu penilaian hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan karyawan tersebut dari uraian pekerjaannya.
c)      Kejujuran
Kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya, memenuhi perjanjian baik bagi dirinya maupun terhadap orang lain. Seperti kepada para bawahannya.
d)      Kedisiplinan
Disiplin karyawan dalam memenuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan atasan kapada nya.
e)      Tanggung jawab
Tanggung jawab yaitu kesediaan karyawan dalam mempertanggung jawabkan kebijaksanaan, pekerjaan, dan hasilpekerjaan, serta sarana dan prasarana yang dipergunakan.
2)      Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006:67) menyatakan bahwa Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah factor kemampuan (ability) dan factor motivasi (motivation).


a)      Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + Skill). Artinya, karyawan yang memiliki IQ rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man on the right place, the right man on the right job)
b)      Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).
3)      Indikator Kinerja Karyawan
Indikator Kinerja Kryawan menurut Mangkunegara (2006) yaitu :
a)      Kualitas
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. 


b)      Kuantitas
 Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. 
c)      Ketepatan waktu
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 
d)     Efektivitas
Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. 
e)      Kemandirian
Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan  instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.


C.    Kerangka Pikir Dan Kerangka Konseptual
1.     
Kajian Empiris :



1.    Edwin Muhammad Miraz (2014) “Pengaruh Penempatan dan Pelatihan terhadap Kinerja Masinis pada PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2”







2.    Leonardo William Goni, Adolfina, Jacky Sumarauw (2015) “Pengaruh Pelatihan, Penempatan Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Sulutgo Kantor Pusat Manado”








3.    Muhammad Fadil (2016) “Pengaruh Pelatihan dan Penempatan Terhadap kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Provinsi Sumatra Utara Kantor Cabang Medan”



 
Kajian Teori :

1.    Teori Sulistiyani & Rosidah (2011:151), Sutrisno (2014 : 211), Mangkuprawira, (2014 : 171), Bedjo Siswanto (2005:162),

Indikator, Bedjo Siswanto (2005:162) :
·         Prestasi Akademis
·         Pengalaman
·         Kesehatan dan Mental
·         Status Perkawinan
·         Usia

2.      Teori Pelatihan (X2), Sofyandi (2008 : 113), Sunyoto (2012 : 137), Sastrohadiwiryo (2005 : 212), Sutrisno (2009:102)
Indikator, Anwar Prabu Mangku Negara (2006:46) :
·         Instruktur
·         Peserta
·         Materi
·         Metode
·         Tujuan
·         Sasaran


3.    Teori kinerja (Y), Moheriono yang dikutip oleh Hakim (2014 : 3), Fahmi (2013 : 226)
Indikator, (Mangkunegara, 2006)
·         Kualitas
·         Kuantitas
·         Ketepatan Waktu
·         Efektifitas
·         Kemandirian


 
Kerangka Pikir
               
Tujuan Penelitian
 
Kesimpulan
 
Hasil  Penelitian
 
Latar Belakang
 
Rumusan masalah
 










2.      Kerangka Konseptual
Dalam kerangka konseptual akan dijelaskan mengenai kerangka berpikir penelitian yang di dalamnya terdapat kajian teori dari para ahli dan kajian empiris peneliti terdahulu sebagai bahan acuan penelitian ini. Sedangkan kerangka konseptual digunakan untuk menggambarkan hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan.


Gambar 1
Kerangka Konseptual


 








Keterangan :                                              : Pengaruh Simultan
                                                                  : Pengaruh Parsial
Pada kerangka konseptual penelitian ini, diduga bahwa variabel independen : Penempatan (X1) dan Pelatihan (X2) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap variabel dependent : Kinerja Karyawan (Y). Garis Hitam menggambarkan pengaruh parsial kedua variabel independent terhadap kinerja karyawan. Garis putus-putus menggambarkan pengaruh simultan kedua variabel independent terhadap kinerja karyawan.

D.    Hipotesis
Menurut Sugiyono (20011:64) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Sehingga hipotesis dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.        Ho  :  Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel penempatan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang.
Ha  :  Ada pengaruh yang signifikan antara variabel penempatan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang.
2.        Ho  :  Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel penilaian terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang.
Ha  :  Ada pengaruh yang signifikan antara variabel penilaian terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang.
3.        Ho  : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel penempatan dan penilaian secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang.
Ha  :  Ada pengaruh yang signifikan antara variabel penempatan dan penilaian secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang.


BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
1.      Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan objek dimana penelitian akan dilakukan oleh peniliti. Penelitian ini bertempat PT. PLN (Persero) Area Malang yang bertempat di Jalan Basuki Rachmat No. 100  Malang.
2.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian kausal atau sebab akibat yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antar variabel satu dengan yang lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka desaian riset kausal mengarah pada terjadinya hubungan sebab akibat antara variabel-variabel bebas (X) yaitu penempatan dan pelatihan terhadap variabel terikat (Y) yaitu kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang.
3.      Populasi dan Sampel
a.       Populasi
Sugiyono (2012:80) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generilasasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karajteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun populasi penelitian ini yaitu karyawan PT. PLN (Perssero) Area Malang bagian Akuntansi dan Keuangan, SDM, Perencanaan, Pengadaan, Kontruksi, Transaksi Energi Listrik dan Jaringan yaitu 36 karyawan.
b.      Sampel
Sugiyono (2012:81) menjelaskan bahwa sampel yang diambil dari populasi harus bebnar-benar representative (mewakili).
 Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Penentuan jumlah sampel apabila jumlah subyeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 36 responden bagian pada PT. PLN (Persero) Area Malang.

B.     Jenis Dan Sumber Data
1.      Jenis Data
Menurut Sugiyono (2012:7) metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan sebagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif yang berasal dari data kualitatif (menyebarkan angket ke responden) yang di kuantitatifkan agar dapat diproses menggunakan statistik.
2.      Sumber Data
Berdasarkan sumber memperolehnya data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:
a.       Data Primer
Menurut Sugiyono (2012:139) menjelaskan “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Dalam penelitian ini data primer yang digunakan bersumber dari responden yang merupakan karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang yang terdiri dari identitas responden, tanggapan responden, terhadap displin kerja, lingkungan kerja, dan kinerja karyawan.
b.      Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2012:141) mengemukakan bahwa “Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan”
Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan bersumber dari dokumentasi perusahaan, buku-buku referensi dan informasi lain yang berhubungan dengan penelitian pada PT. PLN (Persero) Area Malang yang dapat dilihat.
C.    Definisi Operasional Variabel
Agar penulisan ini lebih terarah, maka perlu ditentukan variabel-variabel yang akan diteliti. Menurut Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati (2010:31) “Operasionalisasi variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.
 Penulis menggunakn tiga variabel yang dijadikan objek penelitian yaitu:
1.      Variabel Bebas (X)
a.       Penempatan  (X1)
Menurut Bedjo Siswanto (2005:162) Penempatan adalah suatu proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggung jawabkan segala risikonya dan kemungkinan–kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang, serta tanggung jawab.


Dimensi Penempatan Pegawai
Penulis mengambil beberapa Dimensi Penempatan Pegawai dari Bedjo Siswanto (2005:162) yakni :
1)      Prestasi Akademis
2)      Pengalaman
3)      Kesehatan Fisik dan Mental
4)      Status Perkawinan
5)      Usia
b.      Pelatihan (X2)
Sutrisno (2009:102) faktor yang mempengaruhi produktivitas diantaranya adalah pelatihan, mental karyawan dan kemampuan fisik karyawan serta hubungan antara atasan dan bawahan. Pelatihan sangat penting untuk dilaksanakan bagi kepentingan bersama, sebab dari sinilah para karyawan akan dapat lebih memahami dan mengerti tentang tugas dan tanggung jawab yang di emban baik secara individu maupun kelompok.
Indikator - indikator  pelatihan menurut Anwar Prabu Mangku Negara (2006:46), diantaranya:
1)      Instruktur
Mengingat pelatih umumnya berorientasi pada peningkatan skill, maka para pelatih yang dipilih untuk memberikan materi pelatihan harus benar-benar memiliki kualifikasi yang memadai sesuai bidangnya, personal dan kompeten,selain itu pendidikan intruktur pun harus benar-benar baik untuk melakukan pelatihan.
2)      Peserta
Peserta pelatihan tentunya harus diseleksi berdasarkan persyaratan tertentu dan kualifikasi yang sesuai,selain itu peserta pelatihan juga harus memiliki semangat yang tinggi untuk mengikuti pelatihan.
3)      Materi
Pelatihan sumber daya manusia merupakan materi atau kurikulum yang sesuai dengan tujuan pelatihan sumber daya manusia yang hendak dicapai oleh perusahaan dan materi pelatihan pun harus update agar si peserta dapat dapat memahami masalah yang terjadi pada kondisi yang sekarang.
4)      Metode
Metode pelatihan akan lebih menjamin berlangsungnya kegiatan pelatihan sumber daya manusia yang efektif apabila sesuai dengan jenis materi dan komponen peserta pelatihan.
5)      Tujuan
Pelatihan merupakan tujuan yang ditentukan, khususnya terkait dengan penyusunan rencana aksi (action play) dan penetapan sasaran, serta hasil yang diharapkan dari pelatihan yang akan diselenggarakan,selain itu tujuan pelatihan pula harus disosialisasikan seblumnya pada para peserta agar peserta dapat memahami pelatihan tersebut.
6)      Sasaran
Sasaran pelatihan harus ditentukan dengan kriteria yang terinci dan terukur (measurable).
2.    Variabel Terikat (Y)
a.    Kinerja Karyawan
Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2006) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesumgguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja (output) secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Mangkunegara (2006), kinerja dapat diukur melalui indikator:
1)        Kualitas
2)        Kuantitas
3)        Ketepatan waktu
4)        Efektifitas
5)        Kemandirian


Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No
Variabel
Definisi
Indikator
Skala
1.
Independen
Penempatan
(X1)
Penempatan adalah suatu proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggung jawabkan segala risikonya dan kemungkinan–kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang, serta tanggung jawab. (Bedjo Siswanto 2005:162)
-        Prestasi Akademis
-        Pengalaman
-        Kesehatan Fisik dan Mental
-        Status Perkawinan
-        Usia
Bedjo Siswanto (2005:162)
Likert
2.
Pelatihan
(X2)
Faktor yang mempengaruhi produktivitas diantaranya adalah pelatihan, mental karyawan dan kemampuan fisik karyawan serta hubungan antara atasan dan bawahan. Pelatihan sangat penting untuk dilaksanakan bagi kepentingan bersama, sebab dari sinilah para karyawan akan dapat lebih memahami dan mengerti tentang tugas dan tanggung jawab yang di emban baik secara individu maupun kelompok.
(Sutrisno 2009:102)
-        Instruktur
-        Peserta
-        Materi
-        Metode
-        Tujuan
-        Sasaran
 (Anwar Prabu Mangku Negara 2006:46)
Likert
3.
Dependen
Kinerja Karyawan
(Y)
Hasil kerja (output) secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

(Mangkunegara, 2006 : 20)
-        Kualitas
-        Kuantitas
-        Ketepatan Waktu
-        Efektifitas
-        Kemandirian
(Mangkunegara, 2006)
Likert
Sumber diolah (2017)


Langkah selanjutnya adalah mengadakan pengukuran atas variabel-variabel-variabel tersebut, adapun pengukuran yang digunakan untuk mengukur tanggapan responden adalah skala likert. Penggunaan metode ini adalah salah satu cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan skala likert.  Caranya adalah dengan menghadapkan responden dengan daftar pertanyaan sebagai alat untuk pengumpulan data atau informasi dari responden. Skalaa pengukuran atas jawaban pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan skala likert yang dilambangkan dari skala 1 sampai dengan 5. Dengan pemeringkatan skala likert  nampak pada Tabel 2 berikut :
Tabel 3.2
Pemeringkatan Skala Likert
No
Jawaban
Notasi
Nilai Likert
1
Sangat setuju
SS
5
2
Setuju
S
4
3
Netral
N
3
4
Tidak Setuju
TS
2
5
Sangat Tidak setuju
STS
1
Sumber: Sugiyono (2003:87)

D.    Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, metode pengumpulan data merupakan suatu faktor yang penting. Karena perhitungan diperoleh dari data yang didapatkan dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.        Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinyaatau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,20010:151). Kuisioner penelitian diberikan kepada karyawan PT. PLN (Persero) Area Malang.
2.    Dokumentasi
Dalam melakukan dokumentasi,penulis menggunakan buku-buku dan  artikel jurnal dari internet maupun data-data dari internet dan media lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

E.     Teknik Analisa Data
1.      Uji Instrumen Penelitian
a.       Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2010:3) valid adalah: “menunjukkan derajat ketepatan antara data yng sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.”
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.
Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masingmasing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson adalah sebagai berikut :
Description: C:\Users\user\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\rumus uji validitas.jpg


Dimana :
rxy = koefisien korelasi suatu butir/item
N  = jumlah subyek
X  = skor suatu butir/item
Y  = skor total
Apabila nilai r sudah ditemukan, langkah selanjutnya adalah membandingkan antara hasil nilai r yang terdapat pada tabel nilai kritis. Sebuah item pertanyaan dikatakan valid jika nilai korelasinya lebih besar dari nilai korelasi tabel pada tingkat signifikan, umumnya 5%.
b.      Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2010:3) reliabilitas adalah “Reliabilitas adalah derajat konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.”
Berdasarkan definisi diatas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistensian. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap ada toleransi perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Pengujian realiabilitas dapat menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai Description: C:\Users\user\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\Uji reliabilitas.jpgberikut :



r11       = realiabilitas instrument
k         = banyaknya butir pertanyaan
Description: C:\Users\user\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\Uji reliabilitas - Copy.jpg = jumlah variasi butir
Description: C:\Users\user\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\Uji reliabilitas - Copy.jpg     = variansi total
 
Dimana :





Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel.
2.      Uji Asumsi Klasik
Tujuan dari pengujian asumsi klasik adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik yang dikemukakan antara lain : uji normalitas, uji multikoleniaritas, dan uji heteroskedastisitas.
a.       Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi >0,05 (Imam Ghozali, 2011: 160-165).
b.      Uji Multikoleniaritas
Menurut Imam Ghozali (2011: 105-106) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk menguji multikolinieritas dengan cara melihat nilai VIF masing-masing variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas.
c.       Uji Heteroskedasitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu uji grafik plot, uji park, uji glejser, dan uji white. Pengujian pada penelitian ini menggunakan Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Tidak terjadi heteroskedastisitas apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka pada sumbu Y. (Imam Ghozali, 2011: 139-143).
3.      Uji Hipotesis
a)      Uji t
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung.
Adapun rumus uji T menurut Ghozali (2011:113) adalah sebagai berikut :
                                      t hitung =
Dimana :
t hitung    =  nilai t
r               =  koefisien korelasi
n               =  banyaknya data
Kemudian t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan ketentuan taraf signifikansi 5% dan dk = (n-2), dengan kriteria :


Ho
 



Ho
 
 



a)      Jika t hitung ≥ t tabel, maka Hoditolak dan Ha diterima atau signifikan.
b)      Jika t hitung ≤ t tabel,maka Ho diterima dan Ha ditolak atau tidak signifikan.
Nilai probabilitasnya :
a)      Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima (tidak signifikan).
b)      Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak (signifikan).
c)      Uji F
Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova digunakan untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan.
Adapun rumus uji F menurut Ghozali (2011:112)adalah sebagai berikut :
                                     F hitung =
Dimana :
r                 = koefisien korelasi berganda
n                = banyaknya data
k                = jumlah variabel independen



Pada penelitian ini pernyataan hipotesis statistik adalah sebagai berikut :
a)      Jika F hitung ≥ F tabel (a, k-l, n-k) maka Ho ditolak dan Ha diterima atau signifikan
b)      Jika F hitung ≤ F tabel (a, k-l, n-k) maka Ho diterima dan Ha ditolak atau tidak signifikan.
Menurut Ghozali (2006:84), dasar pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu :
a)      Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b)      Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.


d)     Uji R2
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali,
2011: 97).
Dalam uji regresi linier berganda ini dianalisis pula besarnya koefisien determinasi (R2). Keseluruhan R2 digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dan analisis linier berganda. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dapat menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sebaliknya jika R2 mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variabel-variabel bebas menerangkan variabel terikat. Selain melakukan pembuktian dengan uji F dan uji t, perlu juga dicari besarnya koefisien determinasi (R2) parsialnya untuk masing-masing variabel bebas.
e)      Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sarwono (2006:79) “Regresi linier berganda mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan dua variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung”. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh secara positif dari variabel bebas kepada variabel terikat. Adapun formula dari regresi berganda ialah :
           Y = a + b1.X1 + b2.X2 + c
Dimana :
Y      = Variabel Kinerja Karyawan
b1  = Koefisien regresi Penempatan
b2  = Koefisien regresi Pelatihan
X1 = Variabel Penempatan
X2 = Variabel Pelatihan
a = Konstanta
c = kesalahan


Daftar Pustaka
A.A Anwar Prabu Mangkunegara. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia.  Refika Aditama : Jakarta.
Ardana, I Komang, dkk. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi pertama, cetakan pertama. Penerbit : Graha Ilmu, Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, ed. Rev.,cet. Empat Belas. PT Rineka Cipta: Jakarta
Athoilah, Anton. 2010. Dasar-dasar Manajemen. Bandung : CV. Puataka Setia
Bedjo Siswanto (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif Dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara
Fadil, Muhammad. 2016.  Pengaruh Pelatihan dan Penempatan Terhadap kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Provinsi Sumatra Utara Kantor Cabang Medan. Skripsi
Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS Cetakan ke-6. Badan Penerbit Universitas Malang
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hakim, Rahmat Budi. 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan, edisi pertama. cetakan pertama, Penerbit : Aswaja Pressindo, Jakarta
Hasibuan Malayu S.P. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi, cetakan kedelapan belas. Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,Edisi Revisi. Bumi Aksara:Jakarta
Leonardo William Goni, Adolfina, Jacky Sumarauw . 2015.  Pengaruh Pelatihan, Penempatan Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Sulutgo Kantor Pusat Manado. Jurnal
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Refika Aditama: Jakarta
Mangkuprawira Sjafri. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, edisi kedua, cetakan kedua. Penerbit : Ghalia Indonesia, Bogor
Miraz, Muhammad Edwin. 2015. Pengaruh Penempatan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Masinis PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2. Jurnal
Rachmawati, Ike Kusdyah. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama,. Penerbit CV. Andi Offset, Yogyakarta.
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. Bumi Aksara. Jakarta
Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manjemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.
Siagian P. Sondang.  2014.  Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi keempat. Penerbit : Bumi Aksara. Jakarta
Sofyandi, Herman. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi pertama, cetakan pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Statistik Untuk Penelitian, Cetakan Kesembilanbela. Penerbit Alfabeta, Bandung
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sulistiyani Ambar Teguh dan Rosidah. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik, edisi kedua, cetakan pertama. Penerbit : Graha Ilmu, Jakarta
Sulistiyani Ambar Teguh dan Rosidah. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik, edisi kedua, cetakan pertama. Penerbit : Graha Ilmu, Jakarta
Sunyoto, Danang. 2012. Sumber Daya Manusia Praktik Penelitian. Penerbit : CAPS, Yogyakarta
Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sutrisno, Edy, 2014, Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan keenam. Penerbit : Kencana Prenada Media Group, Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar